Apakah kamu pernah mendengar kata
stress? Atau pernah merasa berada dalam situasi stress? Jadi, apa makna dari
stress itu sendiri? Bagaimana Dampak dan
Mengatasinya?
Stress adalah
pengaruh yang dirasakan dalam diri individu, dimana individu dihadapkan pada
kondisi yang menuntut penyesuaian diri dan individu merasa tidak bisa
menghadapi tuntutan itu. Stress berkaitan dengan penghayatan individu,
penghayatan ada kondisi atau yang diprediksi mengancam yang melebihi kemampuan
copingnya. Coping sendiri adalah strategi untuk menyelesaikan masalah atau
ancaman pada individu tersebut.
Individu
memiliki persepsi yang berbeda-beda, karena manusia itu unik. Dan persepsi
manusia yang berbeda terhadap stimulus inilah yang akan membedakan makna stress
satu dengan yang lainnya. Bisa jadi stimulusnya sama, namun ketika individu
yang berbeda menerima stimulus yang sama ini, maka belum pasti stimulus ini
menjadi kondisi stress bagi individu yang berbeda itu.
Biasanya stress
ini berkaitan dengan tekanan batin yang juga akan disertai dengan reaksi fisik.
Secara biologis, ketika stress badan kita akan
memproduksihormon-hormonrangsangan termasuk hormon Adrenaline kedalam
saluran darah, dan akan mengintensifkan fungsi jantung, paru-paru dan
organ-organ tubuh lainnya. Jika tekanan mental tersebut berlarut-larut, maka
hormon-hormon itu akan bertambah banyak dan merangsang tubuh kita. Kondisi itu
akan menyebabkan ''terkikisnya'' ruh dan fisik manusia. Tekanan batin dalam
jangka panjang akan mengganggu kemampuan kita untuk menikmati kehidupan dan
bahkan akan memunculkan berbagai penyakit fisik atau emosional. Penyakit fisik
seperti radang perut, maag, gangguan usus, tekanan darah tinggi, sakit kepala (migrain), sakit punggung dan leher.
Sedangkan penyakit emosional maksudnya stress juga mempengaruhi perasaan, pikiran
dan perilaku manusia. Salah seorang teman yang mengalami stress pernah
mengatakan bahwa ia akan mudah merasa cemas, frustasi, jengkel atau cepat marah
terhadap lingkungan sekitarnya. Ia mengatakan bahwa ia lebih mudah sensitif dan
marah tidak pada tempatnya, saat ia kesal pada situasi kantor , tak jarang ia
justru melampiaskannya pada orang-orang yang ada dirumah.
Apakah anda
sepakat, bahwa orang sehat adalah orang yang memiliki jiwa yang sehat?
Seseorang yang dari sisi mentalnya disebut sehat ketika ia memiliki kemampuan
dan ketrampilan yang tepat dan menggunakannya untuk mengatasi segala
permasalahan, inilah maksud dari jiwa yang sehat yang bukan sekedar sehat
secara fisik. Maksud dari kemampuan dan ketrampilan tepat di sini adalah
metode-metode yang digunakan seseorang untuk menyelesaikan berbagai masalah
yang dihadapinya. Ketrampilan tersebut khusus dan tergantung pada karakter
pribadi seseorang. Sehingga kita perlu mengetahui bagaimana karakter serta
kepribadian diri kita sendiri.
Menurut
Lazarus penanganan stres atau coping terdiri dari dua bentuk, yaitu :
a) Coping yang berfokus
pada masalah (problem-focused coping) adalah istilah Lazarus untuk strategi
kognitif untuk penanganan stres atau coping yang digunakan oleh individu yang
menghadapi masalahnya dan berusaha menyelesaikannya.
b)
Coping yang berfokus
pada emosi (problem-focused coping)adalah istilah Lazarus untuk strategi
penanganan stres dimana individu memberikan respon terhadap situasi stres
dengan cara emosional, terutama dengan menggunakan penilaian defensive.
Sebenarnya
tidak semua stress itu negatif, ada stress yang bersifat positif (eustress)
seperti stress saat menghadapi pernikahan. Dan yang harus dilihat selanjutnya
bukan sekedar stressnya, tapi bagaimana individu tersebut menghadapi stress
dengan cara yang berorientasi pada pemecahan masalahnya atau pada emosi semata.
Salah satu upaya yang bisa dilakukan
secara kontinyu dalam menghadapi stress ini adalah kita harus siap untuk berada
dalam situasi stress. Kita bisa menggunakan metode “self talking”, yaitu memasukkan sugesti-sugesti positif terhadap
diri kita yang akan membuat kita semakin tenang, bahkan merasa mampu
menyelesaikan masalah yang ada. Contoh kalimatnya seperti ini “ saya (sebut
nama anda) saya bisa menyelesaikan masalah ini, saya tenang menghadapi ini, dan
lain-lain”.
Berdasarkan informasi dan fakta yang
digambarkan diatas, maka kita dapat melihat bahwa setiap orang memiliki derajat
stress yang berbeda-beda, bisa tergantung pada masalahnya, kemampuan dalam diri
untuk menyelesaikan masalahnya juga kepribadian serta karakternya sendiri.
Stress juga dapat berdampak pada kondisi fisik dan psikis seeseorang. Jadi,
ketika kita sudah tahu ilmunya, maka sebenarnya kita memiliki pilihan untuk
belajar menghadapi situasi stress dengan lebih baik lagi, terlebih semuanya
tergantung pada diri kita sendiri. Maka tentukanlah apakah kita siap hidup apa
adanya tanpa bersikap tegas pada diri kita atau membuat adanya menjadi baik dan siap
menempa diri kita untuk berubah sedikit demi sedikit.
(diajukan dalam memenuhi tugas essay, mata kuliah kesehatan mental ) :)
Komentar
Posting Komentar