Langsung ke konten utama

MEMAKNAI ILALANG


dan bersama ilalang itu, aku tumbuh lebih cepat
menembus tembok-tembok ketakutan
menuju tangga-tangga cahaya


pernahkah kalian mengamati, sejarah para orang-orang sukses dalam cerita hidupnya dimasa lalu?
seseorang pernah berkata seperti ini :"jika kamu melihat orang sukses, lihat juga siapa dia dimasa lalunya".
Beberapa atau kebanyakan diantara mereka adalah orang yang ditempa dengan bertubi-tubi persoalan hidup., yang akhirnya mengantarkan mereka menjadi sukses seperti yang kita lihat sekarang "seperti tak kurang apapun". Kurasa ini menjadi hal yang sangat penting. Setiap orang pasti punya masalah, namun bagaimana kita memilih figura yang menarik atau yang tidak,hingga membentuk sebuah keindahan .

Adalah bohong jika kita tidak mampu keluar dari zona nyaman ini, buktinya mereka bisa keluar dari zona nyamannya sendiri,
Adalah bohong jika kita tidak bisa tumbuh dari keadaan zero menjadi star, bktinya mereka bisa melewati rangkaiannya menjadi star,dari kekosongan,
Adalah bohong jika tidak ada cara yang tepat untuk kita mencapai tanggat-tangga cahaya itu, buktinya cara mereka berbeda dan terus bertambah kuantitas buktinya,
DAN ADALAH BOHONG, JIKA KAMU TAK PUNYA IMPIAN DAN BINTANG . HANYA SAJA AKSIMU TAK MENGIRINGIMU SEJALAN.

Mereka (baca orang-orang sukses) itu memutuskan dirinya untuk terus tumbuh. Membuat waktunya terus bermanfaat, mengisinya dengan segala aktivitas dan rehat yang cukup. Rahasia mereka adalah :mereka itu memilih menjadi "beda".
Beda itu adalah, ketika kebanyakan orang cenderung belum memilih dan kita sudah memilih.
Memilih untuk terus berbagi, ketika yang lain meminta.
Memilih untuk terus bergerak, ketika yang lain terdiam.
Memilih untuk berani, ketika yang lain ragu.
Memilih untuk mencari, ketika yang lain menunggu.
Memilih untuk beraktivitas, ketika yang lain tidur.
Memilih untuk lebih beraksi besar, ketika yang lain hanya bermimpi besar.
Memilih untuk bersyukur, ketika yang lain mengeluh.
Memilih untuk bangkit dari masalah, ketika yang lain masih meratapi masalah
dan mereka memilih untuk disiplin, TEGAS PADA DIRINYA SENDIRI.

Mereka mensyukuri masalah-masalhnya, bukan karena mereka sombong dan merasa paling mampu, justru karena mereka percaya mereka tak mampu, tapi mereka percaya dengan mensyukurinya Allah akan memberi kemampuan yang lebih dari pemikirannya. 


Jejalanan ini penuh dengan ilalang
menggores luka dan tajam.
Menyusurinya, melaluinya adalah pilihan
pun membiarkannya tumbuh besar adalah pilihan
aku memilih menyusuri dan melaluinya

dan bersama ilalang itu, aku tumbuh lebih cepat
menembus tembok-tembok ketakutan
menuju tangga-tangga cahaya
biarkan radarku menemukan jalannya sendiri
Kehendaknya yang menjadi juara
Sang Maha Kaya mengantarkanku
Aku datang untuk karya-karya kehidupan


Salam Karya
@Motiva_alhaya
041413


Komentar

Postingan populer dari blog ini

ILMU TENTANG CINTA

Apa itu Cinta? yang perlu kita fahami ketika membicarakan cinta, ialah cinta sesuai fitrahnya, kesuciannya, dan makna sebenarnya. Bukan cinta-cintaan (cinta buatan hehe) yang barangkali banyak disalah artikan maknanya dan penerapannya. Allah itu Maha Cinta, sepakat tidak? Ya, coba kita ingat-ingat lagi jika kita meyakini dan memahami dengan hati yang sepenuhnya, segala yang Allah berikan kepada kita selalu penuh dengan kebaikan. Allah menebarkan cintaNya kepada hamba-hambaNya, maka selayaknya kita sebagai hambaNya pun memiliki dan menebarkan cinta tersebut. Cinta = Kebaikan. Jika hari ini kita mengaku menebarkan cinta, menumbuhkan cinta, namun tidak terasa unsur kebaikannya, kebermanfaatannya, maka kita perlu memeriksa kembali, apakah betul itu cinta? Bagiku, cinta itu universal, maknanya umum. Bagimu apakah sama begitu? Cinta pada orang tua, pasangan halal, anak, keluarga, guru, murid bahkan pada pekerjaan yang kita jalankan serta cinta pada diri sendiri (asalkan porsinya ...

“MEMINTA YANG TERBAIK”

Kita sangat sadar bahwa kita adalah manusia yang memiliki banyak sekli keterbatasan. Kita terbatas pada perasaan kita yang kerap kali mengedepankan emosi belaka, kita juga terbatas pada pemikiran kita yang kerap kali mengedepankan logika semata. Pada akhirnya, kita sering khawatir akan segala hal yang melekat pada diri kita. Puncak dari kekhawatiran itu adalah kita senantiasa berusaha melibatkan Allah dalam setiap perjalanannya. Kita meminta yang terbaik menurut-Nya saja, karena pandangan-Nya, pilihan-Nya, pemberian-Nya tak akan pernah ada kesalahan sedikitpun. Kamu, apa juga begitu? Selalu meminta diberikan yang terbaik dalam setiap do’amu? Dalam kondisi tertentu, barangkali kita sering lupa akan do’a itu. Kita lupa, bahwa kita meminta yang terbaik bagi kehidupan kita, bukan meminta yang menyenangkan, bukan juga meminta yang membahagiakan, apalagi meminta yang menurut kita itu keren. Nah, aku ingin bertanya padamu, menurutmu do’amu untuk diberikan yang terbaik bagi kehidup...

“TAK MUNGKIN MEMBAHAGIAKAN SEMUA”

 -jika bisa, inginnya kita membahagiakan semua orang. tapi apa harus begitu?- Salah satu hakikat sebagai manusia sosial adalah setiap apa-apa yang dilakukannya pasti tidak lepas dari sorotan manusia yang lain, entah itu keluarga, kerabat, teman sekalipun orang yang baru kita temui saat itu. Sorotan tersebut biasanya berbentuk penilaian, entah penilaian yang sekedar keisengan sampai penilaian yang sangat serius. Kita sebagai objek yang menerima penilaian itupun memiliki sumber daya diri atau kapasitas cara menerima yang berbeda-beda, mulai dari mudah terpengaruh sampai tidak terpengaruh, bahkan penerimaan yang lemah hingga kuat. Tak masalah, setiap orang mengalaminya, setiap orang memiliki keunikannya masing-masing, bukan? Penilaian-penilaian itu biasanya berkaitan dengan banyak hal, kepentingan yang berbeda-beda, sudut pandang yang berbeda-beda bahkan hingga value yang berbeda-beda dari setiap orangnya. Penilaian itu pun biasanya mengandung unsur suka atau tidak suk...