“Ketika Allah
meniupkan ruh kedalam Rahim ibumu, Allah tidak sedang main-main. Jadi
jangan main-main dalam hidupmu”.
Sejauh ini, sudah betul-betul bisa berterimakasih sama
Allah kan? Sudah praktekkan pelajaran utama kita? Pada dasarnya, Allah tidak
butuh ucapan terimakasih kita. Tapi jika kita adalah makhluk yang beretika,
kepada sesama manusia saja kita punya etika, kenapa sama Allah tidak beretika?
Sederhananya, kita bisa berterimakasih pada seseorang yang membantu kita.
Berterimakasihnya dengan macam-macam, ada yang memeluk, ada yang balas memberi
banyak hadiah, ada yang setiap waktu setiap bertemu mengucapkan terimakasih dan
masih banyak lagi cara kita berterimakasih kepada sesama kita. Lha ini Allah
yang selalu membantu kita setiap hari setiap waktu, kenapa kita jarang
mengucapkan terimakasih bahkan tidak berterimakasih dengan cara yang spesial. Pada
dasarnya mengucapkan terimakasih ini adalah untuk diri kita sendiri dalam
rangka menghadirkan sakinah dalam hati terhadap Allah. Melatih diri kita untuk
semakin merasa yakin terhadap Kekuasaan dan KeMaha Besaran Allah.
Berbicara tentang hakikat diri, maka kita sedang menelisik
tentang diri kita. HAkikat diri kita sebagai seorang hamba, berakitan erat
dengan Sang pemilik LAngit dan Bumi. Kita mengenal diri kita dan agama kita.
Kenapa harus dengan agama? Karena kita sama-sama meenyadari dalam kehidupan ini
taka ada satupun hal yang tak diatur oleh Allah dalam agama kita sebagai
seorang muslim.
Seorang Imam Al-Ghozali (tokoh besar dalam sejarah Islam),
pernah mengajukan 6 pertanyaan hebat terhadap muridnya. Pertanyaan demi
pertanyaan ini semoga akan mengantarkan kita untuk memahami perlahan demi
perlahan tentang hakikat diri kita, khususnya sebagai seorang muslim.
PertanyaanPertama:
Imam Ghazali : “Apakah yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini“?
murid-muridnya ada yang menjawab :
“Orang tua”
“Guru”
“Teman”
“Kaum kerabat”
Imam Ghazali : “Semua jawaban itu benar. Tetapi yang paling dekat dengan kita ialah MATI. Sebab itu janji Allah bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati.”
Imam Ghazali : “Apakah yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini“?
murid-muridnya ada yang menjawab :
“Orang tua”
“Guru”
“Teman”
“Kaum kerabat”
Imam Ghazali : “Semua jawaban itu benar. Tetapi yang paling dekat dengan kita ialah MATI. Sebab itu janji Allah bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati.”
Mari maknai Surat Ali Imran ayat 185 : “Tiap-tiap yang
berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah
disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke
dalam surga maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain
hanyalah kesenangan yang memperdaya
Pertanyaan Kedua :
Imam Ghazali : “Apa yang paling jauh dari kita di dunia ini?”
murid-muridnya yang menjawab :
“Bulan”
“Matahari”
“Bintang-bintang”
Iman Ghazali “Semua jawaban itu benar. Tetapi yang paling benar adalah MASA LALU. Bagaimana pun kita, apa pun kendaraan kita, tetap kita tidak akan dapat kembali ke masa yang lalu. Oleh sebab itu kita harus menjaga hari ini, hari esok dan hari-hari yang akan datang dengan perbuatan yang sesuai dengan ajaran Agama”.
Imam Ghazali : “Apa yang paling jauh dari kita di dunia ini?”
murid-muridnya yang menjawab :
“Bulan”
“Matahari”
“Bintang-bintang”
Iman Ghazali “Semua jawaban itu benar. Tetapi yang paling benar adalah MASA LALU. Bagaimana pun kita, apa pun kendaraan kita, tetap kita tidak akan dapat kembali ke masa yang lalu. Oleh sebab itu kita harus menjaga hari ini, hari esok dan hari-hari yang akan datang dengan perbuatan yang sesuai dengan ajaran Agama”.
Mari maknai sebuah hadist ini :“Barang siapa yang keadaan
amalnya hari ini lebih jelek dari hari kemarin, maka ia terlaknat. Barang siapa
yang hari ini sama dengan hari kemarin, maka ia termasuk orang yang merugi. Dan
barang siapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, maka ia termasuk orang
yang beruntung.” (HR. Bukhari)
Pertanyaan Ketiga:
Iman Ghazali : “Apa yang paling besar di dunia ini?”
murid-muridnya yang menjawab
“Gunung”
“Matahari”
“Bumi”
Imam Ghazali : “Semua jawaban itu benar, tapi yang besar sekali adalah HAWA NAFSU. Maka kita harus hati-hati dengan nafsu kita, jangan sampai nafsu kita membawa ke neraka.”
Iman Ghazali : “Apa yang paling besar di dunia ini?”
murid-muridnya yang menjawab
“Gunung”
“Matahari”
“Bumi”
Imam Ghazali : “Semua jawaban itu benar, tapi yang besar sekali adalah HAWA NAFSU. Maka kita harus hati-hati dengan nafsu kita, jangan sampai nafsu kita membawa ke neraka.”
Mari maknai surat Al-A’Raf: 179 “Dan sesungguhnya Kami
jadikan untuk isi
neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi
tidak dipergunakan untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata
(tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tkamu-tkamu kekuasaan Allah), dan
mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar
(ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih
sesat lagi. Meraka itulah orang-orang yang lalai”
Pertanyaan Keempat:
Imam Ghazali : “Apa yang paling berat di dunia?”
murid-muridnya menjawab
“Baja”
“Besi”
“Gajah”
Imam Ghazali : “Semua itu benar, tapi yang paling berat adalah MEMEGANG AMANAH.
Imam Ghazali : “Apa yang paling berat di dunia?”
murid-muridnya menjawab
“Baja”
“Besi”
“Gajah”
Imam Ghazali : “Semua itu benar, tapi yang paling berat adalah MEMEGANG AMANAH.
Mari maknai Surat
Al Ahzab: 72: “Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi
dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka
khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia.
Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh”.
Tumbuh-tumbuhan, binatang, gunung, dan malaikat semua
tidak mampu ketika Allah SWT meminta mereka menjadi khalifah pemimpin di dunia
ini. Tetapi manusia dengan sombongnya berebut-rebut menyanggupi permintaan
Allah SWT sehingga banyak manusia masuk ke neraka kerana gagal memegang
amanah.”
Pertanyaan Kelima:
Imam Ghazali : “Apa yang paling ringan di dunia ini?”
murid-muridnya ada yang menjawab
“Kapas”
“Angin”
“Debu”
“Daun-daun”
Imam Ghazali : “Semua jawaban kamu itu benar, tapi yang paling ringan sekali di dunia ini adalah MENINGGALKAN SHALAT. Gara-gara pekerjaan kita atau urusan dunia, kita tinggalkan shalat “
padahal Rasulullah menegaskan dalam sabda beliau :
Imam Ghazali : “Apa yang paling ringan di dunia ini?”
murid-muridnya ada yang menjawab
“Kapas”
“Angin”
“Debu”
“Daun-daun”
Imam Ghazali : “Semua jawaban kamu itu benar, tapi yang paling ringan sekali di dunia ini adalah MENINGGALKAN SHALAT. Gara-gara pekerjaan kita atau urusan dunia, kita tinggalkan shalat “
padahal Rasulullah menegaskan dalam sabda beliau :
Mari maknai sebuah hadist : “(Perbedaan) antara hamba dan
kemusyrikan itu adalah meninggalkan sholat.” (HR Muslim dalam kitab Shohihnya
nomor 82 dari hadits Jabir).
Pertanyaan Keenam:
Imam Ghazali : “Apa yang paling tajam sekali di dunia ini? “
Murid- Murid dengan serentak menjawab : “Pedang”
Imam Ghazali : “Itu benar, tapi yang paling tajam sekali di dunia ini adalah LIDAH MANUSIA. Karena melalui lidah, manusia dengan mudahnya menyakiti hati dan melukai perasaan saudaranya sendiri (HR. Bukhari).
Imam Ghazali : “Apa yang paling tajam sekali di dunia ini? “
Murid- Murid dengan serentak menjawab : “Pedang”
Imam Ghazali : “Itu benar, tapi yang paling tajam sekali di dunia ini adalah LIDAH MANUSIA. Karena melalui lidah, manusia dengan mudahnya menyakiti hati dan melukai perasaan saudaranya sendiri (HR. Bukhari).
Komentar
Posting Komentar