Langsung ke konten utama

"epilog keMahaBesaran Sang Pemberi Hidup"


"Kebahagiaan itu datang dari taat".

Sebegitunyakah dahsyatnya perilaku taat kita?
sungguh ini bukan pertanyaan yang perlu dijawab dengan kata benar atau salah. Tapi ini adalah pertanyaan yang harus dijawab dengan nyata rasa yang kita dapat dari taat kita.
Jangan tanya pada mereka, seperti apa taat?
Takut terlalu bingung kau memilih jawab.
Dekatlah pada orang-orang yang kau sendiri anggap taat, dengarkan hati kecilmu bersua.
Apa taat itu?
Kau akan tahu nanti.
Begitu menyenangkannyakah mengorbankan waktu yg cukup banyak dari waktu luang kita untuk berjuang karena Allah, untuk mendekat padaNya. Untuk hijrah ke jalanNya.


"Rasakan ada beda, mengetuk pintu manusia, dengan mengetuk pintunya Allah"
Ketika kita bisa profesional untuk pekerjaan kita dikantor, amanah kita dalam organisasi, dan pendidikan kita dikampus. Lalu kenapa kita tak bisa profesional dalam pengabdian kita pada Allah?
Ini hanya masalah pilihan, tak ada satu orangpun yang bisa memaksa, kecuali diri kita.


" Simpelnya, untuk apalagi hidup ini selain meraih ridha Allah"




Apa pernyataan itu masih sedemikian abstrak untuk menjadi bayangan?
Allah, semoga kau tak menyempitkan hati-hati kami, menjadikan kami tergerak ketika perubahan itu seakan mendekat dan menjadikan itu perubahan yang begitu nyata.
Izinkan kami untuk yakin pada apa yang harus kami yakini.
Izinkan kami untuk merangkul cintamu dalam lingkaran yang tengah kami perjuangkan sampai pada waktunya.
Menenangkan hati hati kami.
Meneduhkan segala kesal.Meredakan amarah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

“TAK MUNGKIN MEMBAHAGIAKAN SEMUA”

 -jika bisa, inginnya kita membahagiakan semua orang. tapi apa harus begitu?- Salah satu hakikat sebagai manusia sosial adalah setiap apa-apa yang dilakukannya pasti tidak lepas dari sorotan manusia yang lain, entah itu keluarga, kerabat, teman sekalipun orang yang baru kita temui saat itu. Sorotan tersebut biasanya berbentuk penilaian, entah penilaian yang sekedar keisengan sampai penilaian yang sangat serius. Kita sebagai objek yang menerima penilaian itupun memiliki sumber daya diri atau kapasitas cara menerima yang berbeda-beda, mulai dari mudah terpengaruh sampai tidak terpengaruh, bahkan penerimaan yang lemah hingga kuat. Tak masalah, setiap orang mengalaminya, setiap orang memiliki keunikannya masing-masing, bukan? Penilaian-penilaian itu biasanya berkaitan dengan banyak hal, kepentingan yang berbeda-beda, sudut pandang yang berbeda-beda bahkan hingga value yang berbeda-beda dari setiap orangnya. Penilaian itu pun biasanya mengandung unsur suka atau tidak suk...

BERBEDA, BUKAN BERARTI SALAH.

Ada yang bilang “hidup ini sederhana saja” : pikirannya dibuat simple saja, tak perlu berlebihan dan percayalah pada kekuasaan yang Maha Besar. Berjiwa sederhana, karena yang sederhana itu cukup dan tidak berlebihan. Sikap yang sederhana itu, bersahaja. Ada juga yang bilang “ hidup ini harus luar biasa, hebat, tak cukup sederhana” “ pikirannya dibuat terus besar, tak pernah berhenti beraksi besar. Bahwa Yang Maha Kuasa akan memberi yang hebat tuk aksi yang hebat. Dan aku disini bilang : Kita bebas dengan pemikiran kita, boleh saja. Asalkan pemikiran kita itu membuat ita tetap berkembang, saat itu perbedaan pemikiran tak jadi masalah, karena sejatinya hanya berbeda dari redaksi saja, tapi pencapaiannya adalah goal yang setara. Kau memang yang mengarahkan langkahnya, tapi hidup bukan semaumu. Jadilah diri kalian sendiri, tapi tak cukup sampai jadi diri kalian, tapi jadi diri terbaik dari diri kalian. “kamu tak suskes dengan ajakan orang lain, tapi sukses dengan keperc...

BERKISAH MIMPI

Mungkin kau lupa. Kita pernah berkisah Tentang hujan, panas, juga rindu. Ya, kau lupa Seperti aku yang juga lupa Siapa temanku berkisah kala itu Karena itu hanya sebuah titik. Tanpa koma. Dalam tidur. Amat cepat Aku terus menepis. Meski jujur nurani. Berbisik menyusuri Ya, itulah wanita katanya Aku berbosan dengan lelah. Aku geram dengan bayangan Aku ingin melupa. Karena memang ku tak mengenal Aku terus mengendus , berpejam hati. Bukan lagi mata Biar aku tenang. Bebas dari rasa. Yang tak jelas tujuan Allahku. Genggamku dalam tenang Hinggaku kembali percaya Ada Engkau yang mengatur segala cerita Kau Yang Kuasa