Langsung ke konten utama

"membayar seorang ayah dengan celengan"

ini sebuah cerita,
saya dapat dari pa Umar sebagai mukaddimah dalam seminar "menjadi orangtuanya manusia" #munif chatib.

ada seorang ayah yang memiliki seorang putri kecil, sebut saja Nabila.
Ayah tersebut adalah carier orinetation, pergi ke kantor saat nabila bangun tidur, dan pulang ketika nabila tidur malam kembali.
Setiap pulang, sang ayah selalu memeriksa kamarnya Nabila, biasanya lampu kamar nabila sudah mati, pertanda nabila sudah tidur pulas. Cukup sampai disitu sang ayah memeriksanya.

Suatu saat, ada sesuatu hal yang tak biasa. Ketika sang ayah pulang, dan memeriksa kamarnya nabila, ternyata nabila masih bangun dan menyambutnya dengan senyuman, ditemani dengan terang benderang lampu malam itu. Ayahnya kaget. lalu ayahnya bertanya "loh, ko Nabila belum tidur. tumben, gak kaya biasanya?"
Nabila menjawab " iya ayah, nabila sengaa nunggu ayah, mau ngobrol. boleh kan?"
Lalu sang ayah memenuhi permintaan Nabila.
" ayah, selama ini ayah kerja dari pagi - malam, Nabila ingin tahu brapa sih gaji ayah dari kantor selama sebulan"? tanya Nabila
Ayahnya kaget "loh, ko nabila tanya gitu? kenapa memangnya?" balas sang ayah.
" gak apa-apa, jawab saa ayah."
lalu ayahnya menjawab " 2.600.000 (misalnya)"
nabila menjawab : " oh, segitu, kalau dalam waktu sebulan, berarti kantor menggaji ayah 60rb seharinya yah ayah?
ayahnya menjawab dengan keheranan lagi " mmmm, iya sayang. kira-kira segitu"

Lalu nabila beranak meninggalkan tempat duduknya sejenak, mengambil sebuah celengan ayamnya. didepan sang ayah ia memecahkan celengan itu, dan menghitungnya.

"ayah, nabil cuma punya uang 40rb. mungkin ini masih kurang untuk jadi 60 rb. tapi nabila janji nabila pasti melunasi yang 20 rbu. gak apa-apa kan? nabila mau menggai ayah sehari saja, untuk main sama nabila, boleh kan ayah??????"


Ayahnya terkaget-kaget, haru, berusaha menyeka bulir air matanya...

Subhanallah, kurang lebih itu cerita yg saya dapat,
silahkan dimaknai dan diambil + nya, sebagai ibrah sahabat :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

“TAK MUNGKIN MEMBAHAGIAKAN SEMUA”

 -jika bisa, inginnya kita membahagiakan semua orang. tapi apa harus begitu?- Salah satu hakikat sebagai manusia sosial adalah setiap apa-apa yang dilakukannya pasti tidak lepas dari sorotan manusia yang lain, entah itu keluarga, kerabat, teman sekalipun orang yang baru kita temui saat itu. Sorotan tersebut biasanya berbentuk penilaian, entah penilaian yang sekedar keisengan sampai penilaian yang sangat serius. Kita sebagai objek yang menerima penilaian itupun memiliki sumber daya diri atau kapasitas cara menerima yang berbeda-beda, mulai dari mudah terpengaruh sampai tidak terpengaruh, bahkan penerimaan yang lemah hingga kuat. Tak masalah, setiap orang mengalaminya, setiap orang memiliki keunikannya masing-masing, bukan? Penilaian-penilaian itu biasanya berkaitan dengan banyak hal, kepentingan yang berbeda-beda, sudut pandang yang berbeda-beda bahkan hingga value yang berbeda-beda dari setiap orangnya. Penilaian itu pun biasanya mengandung unsur suka atau tidak suka. A

MEMPERBAIKI HUBUNGAN DENGAN ALLAH

Kita kerap sekali menemui rasa gelisah, dan rasa gelisah itu erat kaitannya dengan emosi serta hati kita. Terkadang rasa glisah itu memang sesuai dengan realita yang sedang terjadi, tapi terkadang juga hanya lewat begitu saja. Tapi pada dasarnya setiap emosi itu adalah alarm atau pemberitahuan ataupun tanda bagi kita. Alarm apa nih maksudnya? Oke coba kita telusuri ya, kita fokus pada pembahasan gelisah dulu. Sederhananya, gelisah adalah situasi dimana kita merasa tidak tenang, kadang   kala dengan mudah kita tahu apa penyebabnya tapi kadang kala kita perlu waktu untuk mengetahui apa penyebab kegelisahan kita itu. Tapi pada dasarnya, rasa gelisah atau tidak tenang itu adalah sebuah tanda bahwa ada sesuatu yang salah bahkan ada hal yang belum tuntas. Maka ketika kita gelisah, kenalilah pesan apa yang sebenarnya ingin disampaikan pada kita lewat kegelisahan itu sendiri. Dan satu hal yang penting, gelisah adalah tanda bahwa kita harus semakin serius untuk memperbaiki hubungan kita d

“JADILAH APA ADANYA ‘SEORANG DEWASA”

-jadilah apa adanya dirimu, mengakui kelemahanmu, memperbaiki kesalahanmu, berkarya dengan kelebihanmu- Kita hidup sepaket dengan kelebihan dan kekurangan kita, kebaikan dan keburukan kita, dan itu melekat pada diri kita. Sehingga tidak mungkin ada seseorang mengklaim bahwa dirinya selalu baik tanpa cacat, pun mengklaim bahwa dirinya buruk tanpa lebih. Kebaikan sama halnya dengan aib memang tak perlu diumbar, tapi kita sendiri harus tepat dalam merespon kebaikan dan aib kita. Namun kita harus sadar, bahwa ada hal yang bisa dirubah, ada hal yang bisa diikhtiarkan, dan ada hal yang bisa dicapai, maka pada dasarnya kita memiliki peluang untuk memperbaiki kelemahan kita atau memperbaki kekurangan kita, sepakat gak?. Begini rumusnya : kita bongkar diri kita ( apa ya lebih dan kurangnya, kekuatan dan kelemahannya), lalu kita terima seutuhnya diri kita (terima bahwa kita punya kelemahan, dan syukuri kita punya kekuatan), selanjutnya jadilah diri terbaik kita (kalau ada yang bisa dir