Langsung ke konten utama

Karena aku wanita *repost

 
   *blog teteangga

kerana aku wanita
pandangan Adam mampu tembus ke dasar hatiku

kerana aku wanita

kerana aku wanita
mudah terpikat dengan keindahan akhlak seorang lelaki

kerana aku wanita
emosiku selalu mengatasi logik akalku

kerana aku wanita
air mata teman setiaku

kerana aku wanita
sensitivitiku terhadap sesuatu amat tinggi

DAN..

kerana aku wanita
aku damba pertolongan darimu Adam

peliharalah bicaramu
denganku jangan bermain kata
denganku takut rosak hatiku

kerana aku wanita
akhlakmu ukuran dimataku

peliharalah akhlakmu dan imanmu
jangan kau burukkan darjatmu pada mataku takut rosak thiqohmu

kerana aku wanita
maka peliharalah susunan kata-katamu

kerana aku mudah terasa
namun aku bukan lemah sekadar ingin kau tahu hati ini mudah tercalar

kerana aku wanita
peliharalah dirimu dari mencemuhku

saat titisan jernih mengalir dari mataku
kerana itu cara untukku meluahkan perasaanku supaya hatiku tenang kembali

kerana aku wanita
aku memang sangat peka

maka fahamilah kecerewetanku ada sebabnya

WAHAI ADAM,
 kalau kau sangka berpakaian selekeh itu 'cool',
hakikatnya kau begitu jelek pada pandangan kami.
andai kau rasa 'usha' itu tanda kejantanan,
darjat mu telah jatuh pada pandangan kami
jika kau fikir hidup membelakangkan agama itu kemodenan,
maka tiada lagi hormat untukmu dari kami. 
 
 
 
 
 
 
 
 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ILMU TENTANG CINTA

Apa itu Cinta? yang perlu kita fahami ketika membicarakan cinta, ialah cinta sesuai fitrahnya, kesuciannya, dan makna sebenarnya. Bukan cinta-cintaan (cinta buatan hehe) yang barangkali banyak disalah artikan maknanya dan penerapannya. Allah itu Maha Cinta, sepakat tidak? Ya, coba kita ingat-ingat lagi jika kita meyakini dan memahami dengan hati yang sepenuhnya, segala yang Allah berikan kepada kita selalu penuh dengan kebaikan. Allah menebarkan cintaNya kepada hamba-hambaNya, maka selayaknya kita sebagai hambaNya pun memiliki dan menebarkan cinta tersebut. Cinta = Kebaikan. Jika hari ini kita mengaku menebarkan cinta, menumbuhkan cinta, namun tidak terasa unsur kebaikannya, kebermanfaatannya, maka kita perlu memeriksa kembali, apakah betul itu cinta? Bagiku, cinta itu universal, maknanya umum. Bagimu apakah sama begitu? Cinta pada orang tua, pasangan halal, anak, keluarga, guru, murid bahkan pada pekerjaan yang kita jalankan serta cinta pada diri sendiri (asalkan porsinya ...

“MEMINTA YANG TERBAIK”

Kita sangat sadar bahwa kita adalah manusia yang memiliki banyak sekli keterbatasan. Kita terbatas pada perasaan kita yang kerap kali mengedepankan emosi belaka, kita juga terbatas pada pemikiran kita yang kerap kali mengedepankan logika semata. Pada akhirnya, kita sering khawatir akan segala hal yang melekat pada diri kita. Puncak dari kekhawatiran itu adalah kita senantiasa berusaha melibatkan Allah dalam setiap perjalanannya. Kita meminta yang terbaik menurut-Nya saja, karena pandangan-Nya, pilihan-Nya, pemberian-Nya tak akan pernah ada kesalahan sedikitpun. Kamu, apa juga begitu? Selalu meminta diberikan yang terbaik dalam setiap do’amu? Dalam kondisi tertentu, barangkali kita sering lupa akan do’a itu. Kita lupa, bahwa kita meminta yang terbaik bagi kehidupan kita, bukan meminta yang menyenangkan, bukan juga meminta yang membahagiakan, apalagi meminta yang menurut kita itu keren. Nah, aku ingin bertanya padamu, menurutmu do’amu untuk diberikan yang terbaik bagi kehidup...

“TAK MUNGKIN MEMBAHAGIAKAN SEMUA”

 -jika bisa, inginnya kita membahagiakan semua orang. tapi apa harus begitu?- Salah satu hakikat sebagai manusia sosial adalah setiap apa-apa yang dilakukannya pasti tidak lepas dari sorotan manusia yang lain, entah itu keluarga, kerabat, teman sekalipun orang yang baru kita temui saat itu. Sorotan tersebut biasanya berbentuk penilaian, entah penilaian yang sekedar keisengan sampai penilaian yang sangat serius. Kita sebagai objek yang menerima penilaian itupun memiliki sumber daya diri atau kapasitas cara menerima yang berbeda-beda, mulai dari mudah terpengaruh sampai tidak terpengaruh, bahkan penerimaan yang lemah hingga kuat. Tak masalah, setiap orang mengalaminya, setiap orang memiliki keunikannya masing-masing, bukan? Penilaian-penilaian itu biasanya berkaitan dengan banyak hal, kepentingan yang berbeda-beda, sudut pandang yang berbeda-beda bahkan hingga value yang berbeda-beda dari setiap orangnya. Penilaian itu pun biasanya mengandung unsur suka atau tidak suk...