Langsung ke konten utama

penantian cintaku yang anggun *iseng

Penantian cintaku yang anggun  hihiiii. bismilah. repost, ketika aku memposisikan (eitchhhh, memang sedang kali ya). Pokoknya ini dibuat karena tuntutan, tapi sebenarnya memang begitu. Oke, berbagi aja, just about me^^

1.   **   Kupastikan penantian cintaku ini tak akan pernah berujung,sampai akhirnya Tuhan mengirimkan sosok yang taat pada ibadahnya dan mencintai orangtuanya itu. Entah keberapa kalinya,aku masih sempat menangis dalam do’aku untuk dikirim pada situasi yang tepat,tapi ini bukan tangis keperihan,melainkan tangis penantian. Aku menanti sosok itu yang menjemputku. Aku tak gusar ataupun risau. Karena sosok itu pasti menjemputku. Mengapa menjemput? Karena Tuhan sudah menuliskan namanya dan namaku dalam indahnya rumah surga cinta. Maka apa yang kulakukan dalam indah penantian panjang ini? Aku membentuk indahnya pribadiku, sebagaimana aku mengharapkan indahnya pribadi itu.Ya,karena sosok itu adalah cermin dari pribadiku. 

 2.     ** Yakin seyakinnya diriku, tentang jodoh itu sudah dipersiapkan oleh Tuhan. Pendesaign yang terbaik.Tapi bagaimana ikhtiar kita dan cara kita menjemputnya, itulah yang menjadi tanggungjawab kita. Dalam penantian ini, tak kubiarkan diriku sibuk untuk mencarinya, tak kubiarkan diriku banyak tersungkur dalam bingkai tipuan, tapi kubiarkan diriku sangat santun untuk mendengarkan nuraniku. Ya, karena nurani itu selalu berkata benar, karena ia suara Tuhan. Ku yakin ada saatnya Tuhan menggetarkan hati-hati kami, sekalipun kami belum saling mengenal. Itulah penantian cintaku, ku bingkai dengan anggun dan santun, tanpa risau.  So, tinggal milih sahabat.. dengan cara apa kalian para akhwat menunggu jemputan lingkaran patner sejati dalam hidup kedepan itu. Dan kalian para ikhwan menjemput patner sejati kalian dalam hidup kedepan nanti. Okeee, ^^ ;)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ILMU TENTANG CINTA

Apa itu Cinta? yang perlu kita fahami ketika membicarakan cinta, ialah cinta sesuai fitrahnya, kesuciannya, dan makna sebenarnya. Bukan cinta-cintaan (cinta buatan hehe) yang barangkali banyak disalah artikan maknanya dan penerapannya. Allah itu Maha Cinta, sepakat tidak? Ya, coba kita ingat-ingat lagi jika kita meyakini dan memahami dengan hati yang sepenuhnya, segala yang Allah berikan kepada kita selalu penuh dengan kebaikan. Allah menebarkan cintaNya kepada hamba-hambaNya, maka selayaknya kita sebagai hambaNya pun memiliki dan menebarkan cinta tersebut. Cinta = Kebaikan. Jika hari ini kita mengaku menebarkan cinta, menumbuhkan cinta, namun tidak terasa unsur kebaikannya, kebermanfaatannya, maka kita perlu memeriksa kembali, apakah betul itu cinta? Bagiku, cinta itu universal, maknanya umum. Bagimu apakah sama begitu? Cinta pada orang tua, pasangan halal, anak, keluarga, guru, murid bahkan pada pekerjaan yang kita jalankan serta cinta pada diri sendiri (asalkan porsinya ...

“MEMINTA YANG TERBAIK”

Kita sangat sadar bahwa kita adalah manusia yang memiliki banyak sekli keterbatasan. Kita terbatas pada perasaan kita yang kerap kali mengedepankan emosi belaka, kita juga terbatas pada pemikiran kita yang kerap kali mengedepankan logika semata. Pada akhirnya, kita sering khawatir akan segala hal yang melekat pada diri kita. Puncak dari kekhawatiran itu adalah kita senantiasa berusaha melibatkan Allah dalam setiap perjalanannya. Kita meminta yang terbaik menurut-Nya saja, karena pandangan-Nya, pilihan-Nya, pemberian-Nya tak akan pernah ada kesalahan sedikitpun. Kamu, apa juga begitu? Selalu meminta diberikan yang terbaik dalam setiap do’amu? Dalam kondisi tertentu, barangkali kita sering lupa akan do’a itu. Kita lupa, bahwa kita meminta yang terbaik bagi kehidupan kita, bukan meminta yang menyenangkan, bukan juga meminta yang membahagiakan, apalagi meminta yang menurut kita itu keren. Nah, aku ingin bertanya padamu, menurutmu do’amu untuk diberikan yang terbaik bagi kehidup...

“TAK MUNGKIN MEMBAHAGIAKAN SEMUA”

 -jika bisa, inginnya kita membahagiakan semua orang. tapi apa harus begitu?- Salah satu hakikat sebagai manusia sosial adalah setiap apa-apa yang dilakukannya pasti tidak lepas dari sorotan manusia yang lain, entah itu keluarga, kerabat, teman sekalipun orang yang baru kita temui saat itu. Sorotan tersebut biasanya berbentuk penilaian, entah penilaian yang sekedar keisengan sampai penilaian yang sangat serius. Kita sebagai objek yang menerima penilaian itupun memiliki sumber daya diri atau kapasitas cara menerima yang berbeda-beda, mulai dari mudah terpengaruh sampai tidak terpengaruh, bahkan penerimaan yang lemah hingga kuat. Tak masalah, setiap orang mengalaminya, setiap orang memiliki keunikannya masing-masing, bukan? Penilaian-penilaian itu biasanya berkaitan dengan banyak hal, kepentingan yang berbeda-beda, sudut pandang yang berbeda-beda bahkan hingga value yang berbeda-beda dari setiap orangnya. Penilaian itu pun biasanya mengandung unsur suka atau tidak suk...