Langsung ke konten utama

Mencintai itu Karena Mengenalnya *Rasul

  Sahabat 2Be, saya izin share tentang training yang hari ini saya ikuti, "Cara Indah Mencintai Rasul", dari MDA.

Smoga jika ada manfaat bisa di terapkan dalam diri ya.

Bagaimana kita akan mencintai Rasul, jika kita tak mengenal Rasul?

Mungkin ada yang membenci Rasul, dengan segala sikap dn aksinya, mereka yang tak mengImani,  tapi itu karena mereka tak mengenal siapa dan seperti apa Rasul itu.
Tapi bagaimana dengan kita, yang mengaku berIman, mengaku cinta, tapi kita tak mengenalinya?

Sahabat, memang kita tak mengenali Rasul secara nyata senyatanya, tapi mari kita sebagai Islam berusaha mengImani saja dahulu, sehingga kita tertarik pula untuk harus mengenali siapa Rasul, seperti apa sososknya? Bukankah itu Rukun Iman?

Jangan pernah bilang, siapa suruh Rasul memperdulika kita (Umatnya), ini bukan perkara itu, ini Perkara yang Luar Biasa Rahasia Allah. ini adalah perkara  tentang Kehidupan kita, apakah kita yakini ada suatu hal yang abadi yang itu kehidupan di Akhirat yang abadai? Ya, inilah...

Tadi yang saya dapat...
 Tahukah teman-teman, Rasul adalah pria yang tampan, putih, bibirnya indah, tinggi.
Rasul adalah pribadi yang menolong, lembut, bijaksana..
Kita bisa belajar bagaimana menjadi ayah yang baik darinya, tapi kita tak bisa belajar dari Nabi Nuh, bukan?
Kita bisa belajar bagaimana menjadi suami yang baik darinya, tapi kita tak bisa belajar pada Nabi Isa, bukan?
Beliau adalah manusia biasa seperti kita, hanya bedanya beliau mendapat wahyu dari Allah SWT. dan berperangai Mulia.

Alasan, kenapa Rasul harus kita Cintai:
1. Rasul merindukan kita
Rasul pernah bertanya pada seorang sahabatnya, umatnya dahulu. Beliau bertanya " ada yang paling mengagumkan, mempesona ibadahnya, tahukah kalian? ". Sahabat menjawab Malaikat, Nabi, Rasul, para Sahabat, dan Raul menjawab " Bukan, ia adalah umat setelah aku. Aku belum mengenalnya tapi aku sangat merindukannya, merekalah yang ibadahnya mempesona, mereka belum pernah bertemu dan berkenalan denganku, tapu mereka mencintai dan perprilaku seperti sebaik-baik umatku". Bagaimana mungkin sahabat, Rasul merindukan umatnya yang belum ia kenal, tak malukah kita, karena Rasul merindukan kita???

2. Rasul Meresahkan kita (Umatnya)
Ketika ajal menjemput Rasul, ketika Sakaratul maut, 1 yang terucap dari mulutnya adalah "bagaimana keadaan umatku setelah sepeninggalku? Biarkan rasa sakit sakaratul maut aku yang menanggung, kasihan umatku" Bahkan saat detik-detik terakhirnya, bukan keluarganya yang ia resahkan, tapi kita (Umatnya). Dan bahkan ada percakapan Rasul dengan Fatimah, " Ayahanda, dimana kelak aku akan menemukanmu di Hari Akhir?", RAsul menjawab " kau akan menemuiku di telaga, dimana aku sedang memberi minum umatku yang kehausan". Subhanallah, tak malukah kita??

3. Cintanya Para Sahabat
Jika kita mengaku mencintai Rasul, maka apa buktinya?
Para sahabat dahulu,
a. Aku telah membunuh keluargaku Rasul, karena aku tak rela ia menghinamu
b. Keluargaku semua telah terbunuh, namun ketika aku menanyakan kabarmu, dan ternyata kau selamat, itu membuatku lebih baik dan lebih tenang
c. Ketika Rasul dan Abu Bakar sedanf kehausan di Padang Pasir, Sahabat yang lain memberi mereka minum, hanya sedikit saja, dan Abu Bakar mempersilahkan RAsul saja yang meminum. Dan Abu berkata " melihat RAsul minum, itu membuat hauskupun hilang.
Dan masih banyak lagi sahabat, maaf saya lupa siapa tokohnya dan cerita lainnya.

4. Rasul Pembawa Rahmat
Bukankah Rasul menolong kita? Bukankah kehidupan sekarang lebih baik.?
Ketika dahulu, belum ada peraturan tentang zinah, bahkan tak ada kemuliaan bagi kau wanita, wanita seperti barang perdagangan, dan akhirnya Rasul bilang "Kemuliaan ada pada kaki para wanita, di kakinyalah ada Surga". Dengan ini semua, kehidupan kita lebih terarah, karena Allah mengirimkan petunjuknya lewat Rasul.
Sahabat, jika Allah memberikan kita Rahmat lewat Rasul, lalu kenapa kta tak merengkuhnya? mengapa kita abaikan? tak taktkah jika nanti Allah ambil kembali Rahmat itu?
Begini analoginya, kita diberi mobil bagus nan mewah, tapi kita tak pernah menggunakannya, hanya menyimpan didepan rumah dan menjadikannya tempat jemuran kasur kita, dan jika yang memberi melihat, tak kecewakah ia? Bukankah sudah pasti ia kecewa dan bisa jadi mengambil kembali mobil itu?

Sahabat 2Be, apakah belum tumbuh benih-benih cinta pada Rasul dalam hati kita?
Apkah ada alasan lagi yang membuat kita merasa belum mencintai Rasul?

Sungguh Rasul sedih, byangkan ketika Rasul berada ditengah-tengah kita dan bertanya pada kita, "mana umatku". dan kita menjawab, "aku ya Rasul ". Lalu Rasul menjawab, aku tak melihat umatku disini, " apa yang dilakukanmu bukan seperti umatku, apa yang difikirkanmu bukan seperti pmikiran umatku".
Inalilahi.....

Sahabat, mari kita tumbuhkan sedikit dem sedikit cinta itu, sebenar-benarnya cinta.
Cinta itu bisa kita buktikan dari sikap kita, mari ikuti sedikit demi sedikit sunnahnya...

Semoga kita mau untuk berproses sahabat...............

(tak ada maksud apa-apa, hanya berbagi. silahkan dibenarkan jika ada yang salah, )...

Allahumma shalli alaa sayyidinaa muhammad

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ILMU TENTANG CINTA

Apa itu Cinta? yang perlu kita fahami ketika membicarakan cinta, ialah cinta sesuai fitrahnya, kesuciannya, dan makna sebenarnya. Bukan cinta-cintaan (cinta buatan hehe) yang barangkali banyak disalah artikan maknanya dan penerapannya. Allah itu Maha Cinta, sepakat tidak? Ya, coba kita ingat-ingat lagi jika kita meyakini dan memahami dengan hati yang sepenuhnya, segala yang Allah berikan kepada kita selalu penuh dengan kebaikan. Allah menebarkan cintaNya kepada hamba-hambaNya, maka selayaknya kita sebagai hambaNya pun memiliki dan menebarkan cinta tersebut. Cinta = Kebaikan. Jika hari ini kita mengaku menebarkan cinta, menumbuhkan cinta, namun tidak terasa unsur kebaikannya, kebermanfaatannya, maka kita perlu memeriksa kembali, apakah betul itu cinta? Bagiku, cinta itu universal, maknanya umum. Bagimu apakah sama begitu? Cinta pada orang tua, pasangan halal, anak, keluarga, guru, murid bahkan pada pekerjaan yang kita jalankan serta cinta pada diri sendiri (asalkan porsinya ...

“MEMINTA YANG TERBAIK”

Kita sangat sadar bahwa kita adalah manusia yang memiliki banyak sekli keterbatasan. Kita terbatas pada perasaan kita yang kerap kali mengedepankan emosi belaka, kita juga terbatas pada pemikiran kita yang kerap kali mengedepankan logika semata. Pada akhirnya, kita sering khawatir akan segala hal yang melekat pada diri kita. Puncak dari kekhawatiran itu adalah kita senantiasa berusaha melibatkan Allah dalam setiap perjalanannya. Kita meminta yang terbaik menurut-Nya saja, karena pandangan-Nya, pilihan-Nya, pemberian-Nya tak akan pernah ada kesalahan sedikitpun. Kamu, apa juga begitu? Selalu meminta diberikan yang terbaik dalam setiap do’amu? Dalam kondisi tertentu, barangkali kita sering lupa akan do’a itu. Kita lupa, bahwa kita meminta yang terbaik bagi kehidupan kita, bukan meminta yang menyenangkan, bukan juga meminta yang membahagiakan, apalagi meminta yang menurut kita itu keren. Nah, aku ingin bertanya padamu, menurutmu do’amu untuk diberikan yang terbaik bagi kehidup...

“TAK MUNGKIN MEMBAHAGIAKAN SEMUA”

 -jika bisa, inginnya kita membahagiakan semua orang. tapi apa harus begitu?- Salah satu hakikat sebagai manusia sosial adalah setiap apa-apa yang dilakukannya pasti tidak lepas dari sorotan manusia yang lain, entah itu keluarga, kerabat, teman sekalipun orang yang baru kita temui saat itu. Sorotan tersebut biasanya berbentuk penilaian, entah penilaian yang sekedar keisengan sampai penilaian yang sangat serius. Kita sebagai objek yang menerima penilaian itupun memiliki sumber daya diri atau kapasitas cara menerima yang berbeda-beda, mulai dari mudah terpengaruh sampai tidak terpengaruh, bahkan penerimaan yang lemah hingga kuat. Tak masalah, setiap orang mengalaminya, setiap orang memiliki keunikannya masing-masing, bukan? Penilaian-penilaian itu biasanya berkaitan dengan banyak hal, kepentingan yang berbeda-beda, sudut pandang yang berbeda-beda bahkan hingga value yang berbeda-beda dari setiap orangnya. Penilaian itu pun biasanya mengandung unsur suka atau tidak suk...