Langsung ke konten utama

'Nyanyian' Seorang Tunanetra

nyanyian seorang tuna netra

 sahabatku yang baik hatinya,
aku tahu hidup ini teramat memaksamu, menuntutmu, tapi itu hanya berlaku saat kau tengah kesulitan.
Lantas apa yang membuat kita lebih baik dari saat itu???
ya, bersyukur..
bersyukur bahwa Allah masih mencintai kita dengan memberi kita waktu untuk masih bernafas..
mari bersyukur sahabatku, karena kita lebih beruntung dari mereka...
sahabat kita yang luar biasa, melampui keterbatasannya..
yu'.....


aku tak pernah meminta pada Tuhan untuk menciptakanku sebagai penyandang tuna netra, kecacatan ini mereka sebut.
sama sprti kalian yg tak pernah meminta dicciptakan menjdi ini dan itu.
karena ini ketetapanNYA. dan sebutlah ketetapan mutlak. Rahasia besar dari yang maha besar.
diawal sebelum aku blajar mmknai semuanya,
aku mngecilkan hatiku, menyempitkan rongga syukur dlm diriku.
karena aku tak sebebas mreka dalm berkarya, dalam mnikmati smw yg mreka nikmati.
sakit hatiku dicaci, dicerca, meski ku tak tahu apa maksud yg terselip dri mereka.
tapi aku adalah aku si tuna netra.
iya, ini aku si tuna netra kerdil.

kemudian aku mulai ditemukan pada malaikat'' nyata oleh Tuhan,
pada keberkahan n kebaikan Tuhan.
yang sungguh hatiku baru luluh untuk mrsakannya.
aku mulai melebarkan rongga syukurku dlm diri, membesarkan hatiku.
aku adalah aku si tuna netra.
iya, ini aku si tuna netra mulia.
aku mulai mnghargai diriku sendiri, berlaku baik.
aku mulai mluluhkan hati mnrima hidayahNYA itu.
''tentu aku masih belum n tak bisa melihat dgn mata,
tapi aku melihat dgn hati.
tentu aku cacat didunia,
tapi aku tak mw cacat di akhirat.
tentu aku kalah jika berlomba jalan dgn mreka yg bukan si buta,
tapi aku memaknai dalam kehidupan ini''.
yah, aku mulai memotivasi diriku sendiri.
memberik kkuatan, energi positif pdanya.
aku mulai mendu'akan orang yg mencaciku dgn kebaikan n keikhlasa,
agar kelak kebaikan Tuhan itu menghampiriku.


yah, ini aku si tuna netra yang sekarang.
mungkin tak mampu mnyandang jelar pendidikan yg luar biasa,
tapi setidaknya aku ingin mampu bsyukur ats hidup n keadaan ini.
berbuat baik pada sesama.
mmebnrkan al-quran dalan keseharianku.
yah, ini aku yg sekarang.
si tuna netra yg terus bljr b'syukur.



** tidak  jauh dengan kita,merekapun sama.  mampu melihat. aku sebut merka berlipatkali dahsyat.
sahabtku, tidakkah kita malu u tidak b'syukur. apa kita harus bicara '' wajar mreka b'syukur krna ujiannya berat, jika tidak past mrekapun angkuh''.
apa begitu? tidak sahabat. sebelum murka Tuhan jatuh.
Tuhan sudah terlalu baik, dan selalu begitu.
aku sebut mereka dahsyat,
untuk melangkah dgn tenang n anggun di dalam mutlak kegelapan.
lha, kita? terang benderang yg melingkupi kita.
ayo kita malu pd mereka, malu pd Tuhan.
mereka cacat fisik, tapi tak cacat hati.
yah, jngn biarkan kita malah tidak cacat fisik, tapi cacat hati.
na'udzubulahiminzalik.
belajarlah dari mereka.
kita hrus bljr dri mereka yg terlihat kurang, tapi hatinya besar.
menghargai mreka, sprti adanya kita ingin dihargai.
karena setiap sesuatu mmliki kebaikannya.
seperti si tuna netra ini.
justru mereka selamat dari buruknya pandangan mereka.
mata mereka tlh ikhlas n membebskan dosanya.
begitulah..
mereka dahsyt.
si tuna netra yg mulia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ILMU TENTANG CINTA

Apa itu Cinta? yang perlu kita fahami ketika membicarakan cinta, ialah cinta sesuai fitrahnya, kesuciannya, dan makna sebenarnya. Bukan cinta-cintaan (cinta buatan hehe) yang barangkali banyak disalah artikan maknanya dan penerapannya. Allah itu Maha Cinta, sepakat tidak? Ya, coba kita ingat-ingat lagi jika kita meyakini dan memahami dengan hati yang sepenuhnya, segala yang Allah berikan kepada kita selalu penuh dengan kebaikan. Allah menebarkan cintaNya kepada hamba-hambaNya, maka selayaknya kita sebagai hambaNya pun memiliki dan menebarkan cinta tersebut. Cinta = Kebaikan. Jika hari ini kita mengaku menebarkan cinta, menumbuhkan cinta, namun tidak terasa unsur kebaikannya, kebermanfaatannya, maka kita perlu memeriksa kembali, apakah betul itu cinta? Bagiku, cinta itu universal, maknanya umum. Bagimu apakah sama begitu? Cinta pada orang tua, pasangan halal, anak, keluarga, guru, murid bahkan pada pekerjaan yang kita jalankan serta cinta pada diri sendiri (asalkan porsinya ...

“MEMINTA YANG TERBAIK”

Kita sangat sadar bahwa kita adalah manusia yang memiliki banyak sekli keterbatasan. Kita terbatas pada perasaan kita yang kerap kali mengedepankan emosi belaka, kita juga terbatas pada pemikiran kita yang kerap kali mengedepankan logika semata. Pada akhirnya, kita sering khawatir akan segala hal yang melekat pada diri kita. Puncak dari kekhawatiran itu adalah kita senantiasa berusaha melibatkan Allah dalam setiap perjalanannya. Kita meminta yang terbaik menurut-Nya saja, karena pandangan-Nya, pilihan-Nya, pemberian-Nya tak akan pernah ada kesalahan sedikitpun. Kamu, apa juga begitu? Selalu meminta diberikan yang terbaik dalam setiap do’amu? Dalam kondisi tertentu, barangkali kita sering lupa akan do’a itu. Kita lupa, bahwa kita meminta yang terbaik bagi kehidupan kita, bukan meminta yang menyenangkan, bukan juga meminta yang membahagiakan, apalagi meminta yang menurut kita itu keren. Nah, aku ingin bertanya padamu, menurutmu do’amu untuk diberikan yang terbaik bagi kehidup...

“TAK MUNGKIN MEMBAHAGIAKAN SEMUA”

 -jika bisa, inginnya kita membahagiakan semua orang. tapi apa harus begitu?- Salah satu hakikat sebagai manusia sosial adalah setiap apa-apa yang dilakukannya pasti tidak lepas dari sorotan manusia yang lain, entah itu keluarga, kerabat, teman sekalipun orang yang baru kita temui saat itu. Sorotan tersebut biasanya berbentuk penilaian, entah penilaian yang sekedar keisengan sampai penilaian yang sangat serius. Kita sebagai objek yang menerima penilaian itupun memiliki sumber daya diri atau kapasitas cara menerima yang berbeda-beda, mulai dari mudah terpengaruh sampai tidak terpengaruh, bahkan penerimaan yang lemah hingga kuat. Tak masalah, setiap orang mengalaminya, setiap orang memiliki keunikannya masing-masing, bukan? Penilaian-penilaian itu biasanya berkaitan dengan banyak hal, kepentingan yang berbeda-beda, sudut pandang yang berbeda-beda bahkan hingga value yang berbeda-beda dari setiap orangnya. Penilaian itu pun biasanya mengandung unsur suka atau tidak suk...