Langsung ke konten utama

karena kau pemilik rusuk ituu

''karena kamu pemilik tulang rusukku''
Heyy, sang qowwam yang d kirimkan Tuhan u mnmni dan mmbaikkan ke'hawaanku.
Hey, sekeping hati yang akan menympurnakan sebelah hati dan keimananku.
Hey, nakhoda spesial yg akan mmnduku. Hnya aku. Mngarungi cinta n rindu d lautan kehdupan.
Hey,hey,hey.
kamu.
Krna kamu pemilik tulang rusukku.
Aku tahu Tuhan sedang mnggembleng kamu, dan Tuhanpun sedang mnggmbleng aku.
Jangan khawatir.
Aku tetap mnikmati penantian ini, sampai akhrnya Tuhan menitahkanmu.
Bknkh kau tengah mmpsiapkn segalanya, u kemudian datang dgn kbranianmu, mmintaku pd orangtuaku? Maka baik''lah dlm mmpsiapknnya.
Akh, tidak. Akupun menghindar dari terburu''.
Tapi, jika skdar surat n harapan. Boleh kan?
Ya, kamu dgn hatimu, Dan aku dengan hatiku.
Kamu dgn cemburumu, dan aku dgn cemburuku.
Tapi, bagaimna aku harus memanggilmu?
Akh, tidak. Kamu akan datangkan tanpa harus kupanggil?
Meski kmu blm p'nah datang n tak mngenal jalan, kamu tak akan kesassar kan?
Bukankah kamu ingin mmbktikan jika kamu itu berani.
Dan bukankah kamu menjagaku n menitipkan aku pada tuhanmu pula?
Yah, aku ingin kau lakukan cara yang subhanallah dahsyat n spesial.
Kamu mndengar pesan ini kan?
Bknkah getaran n nurani itu seharusnya peka?
Yah,
Karena kau pemilik tulang rusukku.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ILMU TENTANG CINTA

Apa itu Cinta? yang perlu kita fahami ketika membicarakan cinta, ialah cinta sesuai fitrahnya, kesuciannya, dan makna sebenarnya. Bukan cinta-cintaan (cinta buatan hehe) yang barangkali banyak disalah artikan maknanya dan penerapannya. Allah itu Maha Cinta, sepakat tidak? Ya, coba kita ingat-ingat lagi jika kita meyakini dan memahami dengan hati yang sepenuhnya, segala yang Allah berikan kepada kita selalu penuh dengan kebaikan. Allah menebarkan cintaNya kepada hamba-hambaNya, maka selayaknya kita sebagai hambaNya pun memiliki dan menebarkan cinta tersebut. Cinta = Kebaikan. Jika hari ini kita mengaku menebarkan cinta, menumbuhkan cinta, namun tidak terasa unsur kebaikannya, kebermanfaatannya, maka kita perlu memeriksa kembali, apakah betul itu cinta? Bagiku, cinta itu universal, maknanya umum. Bagimu apakah sama begitu? Cinta pada orang tua, pasangan halal, anak, keluarga, guru, murid bahkan pada pekerjaan yang kita jalankan serta cinta pada diri sendiri (asalkan porsinya ...

“MEMINTA YANG TERBAIK”

Kita sangat sadar bahwa kita adalah manusia yang memiliki banyak sekli keterbatasan. Kita terbatas pada perasaan kita yang kerap kali mengedepankan emosi belaka, kita juga terbatas pada pemikiran kita yang kerap kali mengedepankan logika semata. Pada akhirnya, kita sering khawatir akan segala hal yang melekat pada diri kita. Puncak dari kekhawatiran itu adalah kita senantiasa berusaha melibatkan Allah dalam setiap perjalanannya. Kita meminta yang terbaik menurut-Nya saja, karena pandangan-Nya, pilihan-Nya, pemberian-Nya tak akan pernah ada kesalahan sedikitpun. Kamu, apa juga begitu? Selalu meminta diberikan yang terbaik dalam setiap do’amu? Dalam kondisi tertentu, barangkali kita sering lupa akan do’a itu. Kita lupa, bahwa kita meminta yang terbaik bagi kehidupan kita, bukan meminta yang menyenangkan, bukan juga meminta yang membahagiakan, apalagi meminta yang menurut kita itu keren. Nah, aku ingin bertanya padamu, menurutmu do’amu untuk diberikan yang terbaik bagi kehidup...

“TAK MUNGKIN MEMBAHAGIAKAN SEMUA”

 -jika bisa, inginnya kita membahagiakan semua orang. tapi apa harus begitu?- Salah satu hakikat sebagai manusia sosial adalah setiap apa-apa yang dilakukannya pasti tidak lepas dari sorotan manusia yang lain, entah itu keluarga, kerabat, teman sekalipun orang yang baru kita temui saat itu. Sorotan tersebut biasanya berbentuk penilaian, entah penilaian yang sekedar keisengan sampai penilaian yang sangat serius. Kita sebagai objek yang menerima penilaian itupun memiliki sumber daya diri atau kapasitas cara menerima yang berbeda-beda, mulai dari mudah terpengaruh sampai tidak terpengaruh, bahkan penerimaan yang lemah hingga kuat. Tak masalah, setiap orang mengalaminya, setiap orang memiliki keunikannya masing-masing, bukan? Penilaian-penilaian itu biasanya berkaitan dengan banyak hal, kepentingan yang berbeda-beda, sudut pandang yang berbeda-beda bahkan hingga value yang berbeda-beda dari setiap orangnya. Penilaian itu pun biasanya mengandung unsur suka atau tidak suk...